05 September 2008

Peluang Usaha Kerajinan Batik Media Kayu Yang Mampu Merambah Pasar Internasional

Mungkin selama ini yang kita ketahui, kegiatan batik membatik hanya dilakukan diatas media kain. Tetapi ternyata membatik juga bisa dilakukan pada media selain kain, seperti: wayang, nampan, meja, topeng yang terbuat dari kayu dan hasilnya tak kalah indah dengan kain batik. Produk batik media kayu ini telah merambah pasar internasional seperti Australia, Amerika, Belanda, Kanada dan Jepang. Bagaimana potensi usaha batik pada media kayu ini?

Selama ini, untuk memperindah kerajinan kayu biasanya diukir, tetapi pengerajin dari Dusun Krebet, Bantul, mencoba melakukan inovasi untuk menambah nilai jual produk dari media kayu. Di dusun ini, terdapat dua puluhan sanggar seni dan sekitar 200 pengerajin.

Desain dibuat sendiri oleh pengerajin dan terdapat ratusan desain. Desain utama dari batik media kayu ini adalah : Jlereng dan Kawang, serta desain Kembang, yang motifnya divariasi atau di gabung-gabungkan. Motif khas Yogyakarta ialah Jlereng dan Kawang, namun motif lainnya juga muncul dari kreasi pengerajin sendiri maupun motif yang disesuaikan dengan permintaan pasar.

Dewala dengan sanggar Sri Rejeki-nya membuat beberapa mode baru bati malam dengan jenis produk berupa topeng batik, sandal batik, nampan batik, koaster batik dan lain-lain. Dalam sebulan bisa menghasilkan 1.000 pieces batin kayu, dengan harga jual antara Rp. 17.500 - Rp. 30.000.

Adapun teknik pemasaranya, selain membuka toko (showroom) di dusun Krebet, sanggar Sri Rejeki juga pernah mengikuti pamera di bali, Pekan Raya Jakarta, hingga Bantul Expo. Menurut Dewala, hasil produksinya jarang terserap pasar lokal. Karena menurutnya, sistem harga pada pasar lokal sudah tidak sehat, misalnya di Malioboro, persaingan bukan terjadi pada segmen “kualitas barang”, akan tetapi pada faktor “harga”, sehingga harga produk kerajinan makin lama makin terpuruk.

Untuk pasar lokal, Dewala hanya memproduksi jika ada yang memesan, seperti dari Bali, Jakarta, Bandung dan batam. Sedangkan untuk ekspor, produk batik buatan Dewala ini sudah masuk ke Australia, Amerika, Jepang, Belanda melalui perusahaan trading, sedangkan untuk Kanada melalui seorang turis yang datang sendiri ke workshop Sri Rejeki, yang kemudian memesan dan menjualnya di Kanada.

Adapun produk yang paling fast moving adalah nampan batik. Karena banyak peminatnya, kadang Dewala bekerjasama dengan pengerajin bambu di Sleman, jadi Sri Rejeki mengerjakan proses pembatikan saja.Untuk omset rata-rata baru 15 juta perbulan, dengan keuntungan kotor 50%, sedangkan jika menjual untuk pasar lokal keuntungan kotornya cuma 15%.

Tips pembatikan pada media kayu

Pilih kayu yang tidak mengadung minyak, hal ini dikarenakan pelarut warna untuk batik menggunakan air. Kayu yang baik yaitu: Sengon, Albasia, kayu Wadam, kayu Kembang, dan kayu Jati muda yang cocok untuk warna coklat. Yang paling bagus adalah kayu damar dari Wonosari, Gunung Kidul.

Bambu juga bisa dijadikan media batik, tetapi kulitnya harus dibuang terlebih dahulu. Yang paling baik bambu apus, biasanya dibuat menjadi nampan atau tempat CD/ Compact Disk. Rotan juga bagus, karena menyerap warna.

Pertama-tama kayu diukir, lalau diamplas sampai halus, lalu digambar dengan pensil. Selanjutnya, kayu tadi dibatik warna hitam sebagai warna dasar, lalu direbus, dan setelah kering dibatik dengan warna lainnya.

Motif yang biasa di pilih antara lain : motif Parangrusak, Parangbarong, Kawang, Garuda, Sidomukti, Sidorahayu dan motif-motif lainnya.

Sedangkan produk senirupa kayu yang dibatik bisa pada patung, wayang, hiasan dinding dan lain-lain. Setelah proses pada tahap kedua selesai, direbus kembali, lalu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.

Batik kayu tidak boleh dijemur langsung terkena cahaya matahari, karena warnanya bisa rusak atau pecah. Setelah kering baru difinishing menggunakan NL (zat untuk finishing anti zamur dan anti racun), bukan thinner melamin. Sebab thinner melamin baunya menyengat dan tidak baik untuk kesehatan apalagi untuk nampan wadah makanan.

Rata-rata prosesnya bisa memakan waktu 3 hari, oleh karena itu supaya bisa ekonomis, harus ratusan kayu yang di batik (massal).

Yang terpenting adalah proses awalnya, yaitu ukiran harus halus, karena jika tidak maka hasil akhirnya pasti jelek.

Selain itu untuk warna, formula pencampuran warna harus diusahakan stabil, karena sifatnya manual, agak sulit membuat campuran warna sama dalam waktu berbeda. Jangan sampai warna terkena tangan, karena akan sulit dibersihkan. Jika sudah terkena, bisa menggunakan abu soda ditambah air panas, sebaiknya menggunakan sarung tangan agar tidak terkena warna.

Info lebih lengkap dapat menghubungi:

Sanggar Sri Rejeki:
Showroom : Dusun Krebet Rt. 4 / 21, Desa Sandang Sari, Kecamatan Pajangan, Kab. Bantul, Yogyakarta. atau …
Pasar Seni Gabusan Los 10, Kab Bantul. Telp. 0274-7495653 (Bpk. Dewala)

Oleh : [Partisimon.com]

Tidak ada komentar: